Tahukah
anda bahwa dengan sering memarahi anak anak dapat memberi efek yang tidak baik
terhadap masa depan anak tersebut ?
Orang tua yang sering memarahi
anaknya diharuskan berfikir ulang kembali, ini sangat penting diperhatikan
karena menyangkut bagaimana anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dimasa
depannya.
Dampak Buruk Sering Memarahi Anak
adalah sebagai berikut :
1. Kematian sel-sel otak anak dikarenakan sering
dimarahi.
Tak
bisa dipungkiri setiap orang tua pasti ingin memiliki anak yang cerdas.
Sementara faktanya, anak yang cerdas adalah yang memiliki banyak sambungan
antara sel otak yang satu dengan sel otak lainnya, bukan yang sel-sel otaknya
terputus dan berantakan akibat sering kena marah orang tuanya.
Meskipun
ketika dilahirkan memiliki milyaran sel otak, jika setiap detik, menit, jam dan
hari-hari yang dilalui seorang anak selalu dipenuhi dengan pelototan, teriakan,
apalagi ditambah amarah, sungguh tak terbayangkan berapa jumlah sel otaknya
yang akan mati akibat perlakuan buruk yang diterimanya.
2. Penurunan kepercayaan diri.
Anak-anak
yang sering kena marah cenderung akan berfikir bahwa penyebab dia dimarahi
adalah karena melakukan kesalahan. Semakin sering anak dimarahi, maka semakin
kuat opini pada diri anak bahwa semua tindakannya adalah salah. Ujung-ujungnya,
anak akan kehilangan kepercayaan pada diri sendiri, takut melakukan hal-hal
baru dan sebagainya.
3. Depresi
Tekanan
mental atau depresi bisa saja dapat terjadi pada anak yang sering sekali
dimarahi. Anak akan jadi pemurung, jarang tertawa dan kurang bahagia. Malah,
pada beberapa kasus anak akan cenderung pemarah dan gemar melakukan tindakan
kekerasan, baik secara fisik maupun verbal. Hal ini akan terjadi hingga masa
dewasanya kelak.
4. Trauma
Anak
juga bisa mengalami trauma Jika keseringan kena marah, apalagi jika kekerasan
verbal yang terjadi disertai dengan pemberian julukan (labelling) yang kasar
atau tidak pantas seperti “anak nakal”, “anak bodoh”, “anak tidak berguna”,
“anak kurang ajar” dan julukan-julukan negative sebagainya. Trauma
menyebabkan anak akan kehilangan inisiatif untuk mengatasi setiap permasalahan
yang dihadapannya.
Menurut
play therapist, Dra Mayke S Tedjasaputra Msi, keseringan memarahi anak diusia
tumbuh kembang bisa berdampak pada dua hal:
1. Menyebabkan anak menjadi pasif karena akan selalu
memilih lebih baik diam dari pada dimarahi
2. Membuat anak malah memberikan respon melawan.
Sebuah penelitian lain yang dipimpin oleh Dr Ming-Te Wang dari University of Pittsburgh, diterbitkan dalam jurnal Child Develoment, mendapatkan kesimpulan bahwa mendisiplinkan anak melalui kata-kata juga bisa mempengaruhi pertumbuhan mereka. Meskipun orang tua dekat dengan anak, ucapan kasar dan teriakan yang dilontarkan bisa meningkatkan resiko depresi dan prilaku buruk pada anak.
Berteriak justru sama buruk dan kejamnya seperti memukul
anak. Perlakuan tersebut bisa membuat anak semakin berperilaku buruk dan bisa
mengalami masalah emosional seperti depresi dan trauma.
Sungguh
sulit membayangkan seorang anak di masa-masa kecilnya sudah kehilangan
kepercayaan diri, mengalami depresi atau trauma, akibat ulah orang tuanya
sendiri! Karena itu, mulai saat ini berhentilah selalu marah-marah pada anak
Anda!
Mari
selamatkan masa depan mereka dengan memberikannya lingkungan yang mendukung
penuh perkembangan otak mereka, sehingga mereka bisa tumbuh menjadi anak yang
cerdas sesuai harapan kita.
Dunia anak-anak adalah dunia mereka
sendiri, dunia yang (seharusnya) penuh dengan permainan, canda, tawa, kesalahan
dan perbuatan yang selalu mereka ulang-ulang. Dan, kita para orang tua, juga
pernah mengalaminya!.
0 komentar:
Posting Komentar